Selasa, 27 September 2016

Remaja Desa Karang Bajo Keluhkan Tidak Ada Lapangan Bola

Karang Bajo (SID). Atas Nama semua  Remaja se  Desa  Karang Bajo Miftahul Hafis mengeluhkan Tidak Ada Lapangan Bola untuk menyalurkan asperasi dari rekan rekan remaja tidak ada, kalau kita mau Main harus numpang ke Lapangan Desa Tetangga,  Sementara Lapangan yang sudah ada dari dulu memang tidak layak untuk Maen Bola tingkat  dewasa, hanya bisa di pakai oleh siswa SD saja. Hal itu disampaikan pada saat menyusun RKPDes di Aula Kantor Desa Karang Bajo 27-09-16.

Keluhan tersebut di sampaikan karena ada informasi yang dia liat melalui media internet bahwa Kementerian Pemuda dan Olahraga mencanangkan seribu lapangan olahraga dalam program “Satu Desa Satu Lapangan” bisa di mulai tahun ini, mengingat persiapan yang dilakukan jauh lebih baik dibanding sebelumnya.

"Makanya saat ini Kemenpora melibatkan dispora (Dinas Pemuda dan Olahraga) untuk membantu melakukan verifikasi dan pemetaan desa yang berhak mendapatkan bantuan," kata Asisten Deputi Standardisasi dan Infrastruktur Kementerian Pemuda dan Olahraga, Samsudin. Demi menyukseskan program unggulan Menteri Imam Nahrawi itu, Kementerian Pemuda dan Olahraga menggelar sosialisasi program dana bantuan pemerintah untuk pembangunan atau rehabilitasi lapangan olahraga tahun 2016, yang diikuti dispora provinsi seluruh Indonesia.

Menurut Samsudin, salah satu tujuan dilakukan sosialisasi adalah untuk mewujudkan pemahaman Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di daerah tentang program dana bantuan pemerintah tersebut.

Sementara itu, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gatot S. Dewa Broto, mengatakan secara umum pelaksanaan program tersebut sudah jauh lebih baik dan ia yakin target dapat dicapai.

"Tahun lalu hanya terealisasi 447 desa. Untuk tahun ini, harus dua kali lipatnya. Makanya persiapan dilakukan mulai awal tahun. Bukan seperti tahun lalu yang hanya di akhir tahun saja. Dilibatkannya dispora juga akan mempercepat terealisasinya program ini," katanya.

Gatot menjelaskan, program unggulan ini bukan hanya untuk lapangan sepak bola, melainkan juga untuk lapangan bulu tangkis, bola voli, dan lapangan basket.  Besaran bantuan juga variatif. Untuk lapangan sepak bola, misalnya, besarannya Rp 190 juta.

"Pak Menpora memantau langsung perkembangan program ini. Beliau sebenarnya ingin melihat langsung semua pelaksanaan program ini seperti yang dilakukan di Bogor beberapa waktu yang lalu. Untuk ke depan akan dilakukan secara acak," katanya.

Lebih lanjut, Gatot mengatakan pelaksanaan program Satu Desa Satu Lapangan diharapkan merata, hingga menjangkau pulau-pulau terluar.

"Memang ada aspek prioritas, seperti untuk daerah terluar. Misalnya, Natuna, Kalimantan Utara, dan daerah lain," kata mantan Deputi Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Kementerian Pemuda dan Olahraga itu. Demi menyukseskan program ini, Kementerian juga melibatkan lembaga swadaya masyarakat untuk melakukan pengawasan. Apalagi program ini menggunakan dana APBN yang cukup besar.

Harapan Miftahul Hafis agar wacana satu Desa satu lapangan dari kementrian Pemuda dan Olah Raga bisa sampai ke Desa Karang Bajo, sehingga tanah tempat melaksanakan permainan sepak bola bisa di bebaskan oleh Pemerintah Pusat dan Asperasi Pemuda dapat tersalurkan. ( Ardes ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar