Jumat, 14 Juli 2017

Ritual Ngaponin Sesinggan Secara Adat Bayan Masi Ada

Karang Bajo (SID) Satu lagi keunikan tradisi dan ritual adat yang dimiliki komunitas adat Karang Bajo Bayan yakni ngasah Ngaponin Sesinggan atau disebut juga ritual adat selamatan penyucian senjata atau Keris pusaka yang dimiliki pada zaman kerajaan Datu Bayan Kuno.

Ritual ini dilaksanakan rutin empat tahun sekali yang berlangsung di rumah adat atau Bale Beleq Komunitas Adat Bayan yang terletak di Rumah Dinas Mak Lokak Pande Gubuq Karang Bajo Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara Provinsi Nusa tenggara Barat. .

Salah seorang tokoh Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan, Rianom menuturkan, ritual penyucian senjata atau Keris pusaka-pusaka yang dimiliki komunitas adat sejak zaman kerajaan Datu Bayan dimaksudkan agar yoni atau pamor yang ada pada pusaka-pusaka tersebut tetap hidup.

“Ritual ini rutin dilakukan empat tahun sekali dan biasanya dilaksanakan setelah hari raya Idul Adha atau setelah Maulid Adat dan dikerjakan hari jum’at (setelah selesai shalat jum’at). Dan ada tujuh pusaka peninggalan Datu Bayan yang tersimpan di rumah Mak Lokak Pande Karang Bajo yang wajib di sucikan selebihnya adalah pusaka milik pribadi, namun ritual penyuciannya setelah pusaka yang tujuh tadi. “Sedangkan yang berhak melakukan prosesi penyucian ini adalah tokoh adat, Pemangku, Pembekal, Toak Lokaq dan garis keturunan pemilik pusaka atau silsilah keturunan Datu Bayan”,( Garis Keturunan Perusa ) jelas Rianom.

Proses pencucian ini juga diiringi tarian Suling Dewa yang berlangsung satu hari satu malam. Tarian merupakan ‘penyerinduk’ atau penghibur. Kelompok tarian suling dewa ini dibagi enam kelompok yang ditempatkan di 6 sudut mengelilingi berugak seke enam ataupun rumah adat dengan maksud untuk menjaga dan melindungi prosesi penyucian pusaka dari gangguan mahluk ghaib agar tidak dapat masuk selama ritual berlangsung.

Tarian ataupun lawas selama ritual ini juga banyak jenisnya diantaranya, Lawas Bao Daya, Lembuneng Meloang, dan Lawas Putri Cina. Sedangkan suling pengiring yang digunakan selama ritual ini selain Suling Dewa, adalah suling kramat yang di bawakan oleh Jero Gamel dan Inan gending.

Sebelum acara ritual inti dikerjakan terlebih dahulu dilakukan acara atau ritual yang disebut Taekang Lekok Buak (sirih dan pinang) secagai acara pemberitahuan (permohonan ijin) pada pusaka yang akan disucikan bahwa akan dilakukan prosesi Ngaponin dengan tujuan puasaka tersebut nantinya tidak kaget ketika ritual sedang berlangsung.

Adapun alat yang digunakan untuk proses Ngaponin ini adalah air putih dan jeruk nipis yang sebelumnya sudah dibacakan do’a. Dan bekas air cuciannya ini dikenal dengan nama “Minyak Keris Teruna Bayan” atau sering disebut minyak Gauz Abdurrazzaq, yang konon diyakini mampu mengobati berbagai macam penyakit. ( Ardes ).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar